Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk mulai mengalkulasi dampak ekonomi yang dihadapi Indonesia menyusul resiko perlambatan ekonomi Cina akibat wabah virus korona (2019-nCoV). Cina memang menghadapi keterasingan setelah sejumlah negara dunia, termasuk Indonesia, menutup pintu keluar-masuk bagi pendatang dari Cina Daratan yang berdampak pada kegiatan perdagangan.

Secara khusus, Jokowi mewanti-wanti menteri-menterinya untuk mengawasi sektor perdagangan, investasi, dan pariwisata dalam negeri. Ketiga sektor tersebut diyakini berpotensi terimbas kebijakan berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk membatasi diri dari konektivitas transportasi ke Cina.

Jokowi membeberkan, Cina merupakan tujuan ekspor utama Indonesia dengan pangsa pasar 16,6 persen dari seluruh nilai ekspor nasional. Berdasarkan data dari Kementrian Perdagangan, pada 2018 nilai ekspor Indonesia ke Cina mencapai 27,1 miliar dolar AS dari totalnilai ekspor Indonesia senilai 180,215 miliar dolar AS.

"Tapi, juga sekaligus (Cina) negara asal impor terbesar Indonesia. Karena hal itu, betul-betul harus diantisipasi dampak virus dari korona danperlambatan ekonomi di Cina terhadap produk ekspor kita,"
kata Jokowi menjelaskan dalam rapat terbatas level menteri di Istana Bogor, (4/2).

Jokowi juga menilai, terputusnya hubungan dagang antaraCina dan sejumlah negara akibat virus korona bisa menjadi 'peluang' Indonesia untuk mengambil ruang kosong komoditas ekspor asal Cina. 
"Saya juga melihat hal ini memberikan momentum bagi industri substitusi impor di dalam negeri untuk meningkatkan produksi berbagai produk yang sebelumnya diimpor dari Tiongkok,"
ujar Presiden menjelaskan.

Selain itu Jokowi juga meminta Kementrian Pariwisata untuk menyiapan langkah kontingensi atas dampak ditutupnya pintu kedatangan wisatawan asing asal Cina. Jokowi menyoroti dua daerah yang selama ini paling banyak disambingi turis Cina, yakni Bali dan Manado, Sulawesi Utara. Dua destinasi tersebut memang terhubung dengan penerbangan langsung dari dan menuju Cina.

"Dalam jangka pendek juga, saya minta dimanfaatkan peluang untuk menyasar ceruk pasar wisatawan mancanegara yang sedang cari alternatif untuk destinasi wisata karena batal berkujung ke Cina,"kata Jokowi.

Indonesia telah memberlakukan pelarangan ketibaan dari Cina daratan hingga waktu yang belum ditentukan. Kebijakan bebas visa bagi pengunjung dari Cina juga dibekukan sementara. Selain itu, sejumlah maskapai juga telah menghentikan penerbangan ke Cina.

Selain itu, Pemerintah Indonesia merevisi rencana pelarangan sementara impor makanan dan minuman dari Cina yang sempat diwacanakan pada Senin (3/2). Kebijakan yang diberlakukan saat ini adalah pelarangan impor hewan hidup dari Cina.

Menko Perekonomian Airlangga Hartato menjelaskan, kebijakan itu karena pemerintah mempertimbangkan rekomendasi dari Kementerian Kesehatan bahwa virus korona dapat bertransmisi dari makhluk hidup.

Berdasarkan itulah, impor hewan hidup, terutama hewan-hewan liar, seperti ular, kura-kura, hingga yang sekarang dikirim ke Indonesia, akan kita kembalikan," ujar Airlangga di Istana Bogor.

Sementara untuk komoditas impor lainnya, seperti barang mati, makanan, dan produk hortikultura, seperti bawang putih dan buah-buahan tetap diberi izin impor. Masih terbukanya keran impor bagi produk-produk tersebut karena diyakini virus korona tidak menular melalui komoditas nonhewan hidup.

Revisi kebijakan ini juga diambil tak lama selepas Kedubesa Cina di RI menyatakan terbuka kebijakan Indonesia terkait virus korona. 
"Kami sudah lihat Indonesia telah mengumumkan beberapa tindakan pembatasan penerbangan dan pertukaran personel. Menurut kami, WHO telah menyatakan mereka tidak setuju dan bahkan keberatan atas tindakan pembatasan perjalanan dan perdagangan terhadap Cina," kata Duta Besar Cina untuk Indonesia Xiao Qian di Kedubes Cina, Jakarta, Selasa (4/2)

Xiao juga menyesalkan rencana Indonesia menghentikan impor produk makanan serta minuman dari negaranya. Hal itu, menurut dia, bisa merusak hubungan kedua negara.
"Tindakan-tindakan (Indonesia) akan merugikan hubungan perdagangan antara kedua negara dan akan memberikan dampak negatif terhadap hubungan serta kerjasama kedua negara, dan menimbulkan akibat yang kedua belah pihak tak inginkan,"

Sapto Andika Candra
Dessy Suciati Saputri
Kamran Dikarma
Fitriyan Zamzami
Republika 5 Februari 2020

0Komentar

Sebelumnya Selanjutnya